Serial ini terdiri dari adaptasi enam sastra klasik Jepang modern: Manusia Tidak Lagi Osamu Dazai (Ningen Shikkaku) & Berlari, Melos! (Hashire, Melos!), Kokoro Natsume Soseki, Layar Neraka Ryunosuke Akutagawa (Jigoku Hen) & Benang Laba-laba (Kumo no Ito), dan Ango Sakaguchi di Hutan, Under Cherries inward Full Bloom (Sakura no Mori no Mankai no Shita) .
Tidak Lagi Manusia (Ningen Shikkaku) – Seorang siswa sekolah menengah menjadi hilang dan terasing. Putus asa dan tanpa tujuan, ia jatuh ke dalam siklus penyalahgunaan diri, depresi dan obat-obatan yang mencemari hidupnya selama bertahun-tahun. Diceritakan dalam empat bab, setiap bab membahas titik yang berbeda dalam hidupnya dan bab terakhir membuatnya berdiri sendiri – karikatur kosong dan kosong dari diri sebelumnya.
Di Hutan, Under Cherries inwards Full Bloom (Sakura no Mori no Mankai no Shita) – Kisah cinta antara wanita abad ke-12 dan bandit gunung yang menculiknya.
Kokoro – Kisah tahun 1914 tentang perjalanan hidup seorang pemuda di era Meiji. Pekerjaan ini berkaitan dengan transisi dari masyarakat Meiji Jepang ke era modern, dengan mengeksplorasi persahabatan antara seorang pemuda dan seorang pria yang lebih tua yang disebutnya “Sensei”. Ini melanjutkan tema isolasi yang dikembangkan dalam karya-karya Soseki sebelumnya, di sini dalam konteks jalinan egoisme dan rasa bersalah yang saling terjalin, sebagai lawan dari rasa malu.
Lari, Melos! (Hashire, Melos!) – Sebuah menceritakan kembali kisah klasik Yunani tentang kisah Damon dan Phidias. Tema paling menonjol dari “Run, Melos!” adalah persahabatan yang tak tergoyahkan. Meskipun menghadapi kesulitan, protagonis Melos melakukan yang terbaik untuk menyelamatkan nyawa temannya, dan pada akhirnya usahanya dihargai.
The Spider’second Thread (Kumo no Ito) – Kesempatan Sang Buddha Shakyamuni untuk memperhatikan penderitaan kriminal yang berhati dingin di Neraka. Tapi penjahat ini melakukan satu tindakan kebaikan tanpa menginjak seekor laba-laba di hutan. Tergerak oleh tindakan tanpa pamrih ini, Shakyamuni mengambil benang keperakan laba-laba di Firdaus dan menurunkannya ke dalam Neraka, tetapi itu jatuh pada penjahat untuk mengambil kesempatan dan menarik dirinya keluar – jika dia bisa.
Hell Screen (Jigoku Hen) – Seorang seniman terkenal ditugaskan oleh tuan besar untuk menciptakan serangkaian lukisan yang menggambarkan adegan “Neraka Budha.” Sang seniman tidak dapat melukis adegan yang dia belum lihat sendiri, mendorong dia untuk menyiksa dan menyiksa staf Tuhan untuk menciptakan bayangan imajinasinya tentang neraka. Upaya kreatifnya mencemari rumah tangga, karena cerita turun ke kegilaan dan kehancuran.
(Sumber: AniDB)